Setelah kucari info via Mbah Gugel. Kalong yang biasa disebut Flyng Fox atau Giant Fruit Bat ini, beratnya bisa mencapai 1,5 kg dengan bentangan sayap hingga 1.7 cm. Tuh, gede, kan?
Kenapa kalong itu datang ke Curup? Ada dua alasan. Pertama, Saat itu, di Curup masih sangat banyak pohon beringin raksasa. Kedua, di bulan Ramadan, Pohon beringin itu sedang lebat-lebatnya berbuah. Bisa jadi, buah-buah kecil pohon beringin itu salah satu makanan kalong, kan?
Makanya, sambil menunggu berbuka, menghitung kalong adalah kegiatan seru! Karena setiap koloni, akan terbang dengan jumlah yang bervariasi. Seingatku, satu kelompok bisa 7 hingga sepuluh ekor. Jumlah ini yang menjadi tebakan sekaligus pemicu perdebatan gak penting dengan teman-teman di masa kecil.
Oh iya. Terkadang, ada saja orang yang berburu kalong ini. menembaknya dengan menggunakan senapan angin. Desas-desus alasannya, Daging dan hati kalong itu untuk obat sesak nafas. Kebenarannya, aku belum tahu.
Kedua. Memulut Burung Sriti di Kabel Listrik.
Satu lagi fenomena alam yang kerap terjadi di bulan Ramadan. Di Kampungku, disebut burung layang-layang. Pernah aku posting di media sosial, terus dikomentari Kompasianer senior Mbah Ukik, jika burung itu bernama Sriti bukan burung laying-layang! Jadi, mesti patuh pada senior, kan?
Kedatangan burung ini, juga erat kaitannya dengan pohon beringin. Â Karena berbuah, maka ulat-ulat kecil akan banyak hadir di pohon beringin. Dan, ulat-ulat itulah yang menjadi makanan dan alasan migrasi dari burung sriti. Terus keseruannya apaan?
Begini. Jika malam hari, kalong raksasa yang memakan buah beringin. Maka aktivitas memburu ulat-ulat kecil oleh kawanan burung-burung sriti itu pada pagi hari. Malam harinya, mereka akan beristirahat dan bertengger di kabel-kabel listrik di sepanjang jalanan kota Curup. Termasuk di depan rumahku.
Jadi, bila malam hari, mesti menghindari dari berjalan tepat di bawah kabel. Jika tak ingin mendapatkan "bonus" kotoran burung di kepala atau pakaian. Selain aroma yang khas, kotorannya juga menjadi "hiasan khas" jalanan beraspal. Membentuk garis memanjang di sisi kiri dan kanan kota Curup.
Nah, salah satu permainan masa kecilku adalah memulut burung itu di saat malam hari. Memulut itu, adalah memerangkap burung Sriti dengan getah nangka.
Caranya? Sebuah lidi dibaluri getah nangka, kemudian dengan menggunakan bongkol jagung sebagai pemberat, lidi itu dilemparkan ke atas ke arah kabel listrik! Butuh keterampilan khusus untuk melempar agar lidi tak tersangkut kabel.