***
"Selamat ulang tahun, Mas. Maafkanlah, jika aku belum bisa menjadi..."
Kau berjuang menjelaskan rasamu, tanpa pernah mampu menyelesaikan kata-kata milikmu. Dan, aku berjuang melaksanakan kata-kata milikku.Â
***
Sisa hujan menebarkan aroma senja. Cahaya jingga menyeruak melintasi tabir jendela. Menjejaki satu potret usang yang terpasung membisu di dinding ruang tamu.
Menatap wajahmu adalah caraku berziarah. Membebaskan rasa dan asaku akan berkelana mengunjungi satu-persatu jejak sejarah. Milikku dan milikmu.
"Rambutku seperti milik ibu, kan?"
Entah sejak kapan gadis kecilmu hadir di ruang tamu. Namun, mendengar pertanyaan itu mengantarkan ingatanku, sebab hadirnya tulisan itu di layar ponselku.
Sebuah kenangan. Bersamamu. Dan, tanpamu.
Curup, 23.03.2021
[Ditulis untuk Kompasiana]