Terdengar pengumuman. Anak kelas satu harus segera berkumpul di aula. Kemudian terdengar penjelasan semua kegiatan MOS yang harus diikuti seluruh anak kelas satu. Lalu menunggu pembagian buku suci. Fahmi sudah lebih dahulu mendapatkan buku suci.
"Aku duluan, ya?"
Azki mengangguk. Kemudian terkejut saat terdengar pengumuman susulan.
"Perhatian! Kepada pemilik sepeda yang parkir di sebelah mobil kepala sekolah, harap segera ke tempat parkir! Atau rantainya akan dibongkar paksa!"
Terdengar riuh tawa anak-anak di seluruh sudut sekolah. Azki tersentak kaget, dan segera berlari ke tempat parkir. Tak sengaja sepedanya dirantaikan ke pelek ban depan mobil yang terparkir pagi tadi.
Azki meraba saku celananya. Satpam sedang berusaha membuka paksa rantai sepeda Azki. Ternyata, Fahmi dan Irfan, sudah berdiri di sebelah kepala sekolah. Pak Gatot juga ada.
"Kamu berdua, benar kakak-adik? Artinya, Fahmi anak kepala sekolah juga? Tapi..."
"Hei!"
Terdengar suara Pak Gatot atau Mr. G. Wajahnya terlihat geram. "Maaf, Pak tak sengaja!" Azki meminta maaf kepada kepala sekolah, seraya membuka rantai sepedanya
"Dasar anak nakal! Tak pernah diajari bapakmu, ya?"
Mr. G membentak lagi. Azki terdiam. Matanya menatap sosok pemarah di hadapannya. Di kepalanya, terlecut sebuah ide, "suatu saat, akan kuajak bapak ini memancing belut. Biar tahu, gerakan seekor belut yang tersangkut kail pancing!"