Pernah sekali waktu Amak mencoba menanam sendiri terong di dalam plastik bekas deterjen. Tapi gagal! Amak pun pernah nekad memodali Mang Gani untuk menanam terong, agar persediaan terong tetap tersedia.
Saat panen, Amak kebingungan! Pelanggan ayam geprek sepi. Di saat yang sama, panen terong berlimpah. Amak pun harus rela menjual terong dengan harga murah. Dua hari Amak mengurung diri. Menyesali modal yang tak kembali.
"Usai subuh, kau potong dan bersihkan semua ayam!"
"Limapuluh ekor, kan?"
"Tambah lagi lima ekor, sebagai bonus. Setelah itu, cari terong! Harus dapat, bagaimanapun caranya!"
Dapur seketika sunyi. Amak kembali memisahkan cabai hijau dari tangkainya yang tinggal sedikit. Aku segera berdiri.
"Kau mau ke mana?"
"Mencuci timun, Mak!"
"Oh!"
***
Azan magrib menyambutku, saat roda depan motorku memasuki halaman rumah. Satu karung besar berisi terong, hasil pencarian hampir satu hari, perlahan kuletakkan di depan pintu. Tak ada tanda-tanda kesibukan di dalam rumah.