***
Sekali lagi. Alam kembali bersekutu, tapi bukan padamu. Satu minggu usai hari pernikahan itu. Ibumu menyusul kepergian ayahmu. Tak banyak yang bisa kulakukan, di antara isak tangismu.
Pagi tadi. Tak akan pernah lagi ada yang bisa kau lakukan, di antara isak tangisku. Alam lebih memilih bersekutu denganmu. Memaksaku melepas kepergianmu bersama anakku. Bertemu ayah dan ibumu.
Kupu-kupu indah! Seperti keindahan aneka warna bunga di halaman sekolah. Namun tak seperti bunga, mereka mampu menyentuh langit.
Aku tahu. Kau masih kupu-kupuku.
Curup, 19.11.2020
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H