Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Puisi? Tulis yang Dipikirkan, Rasakan yang Dituliskan

8 November 2020   16:16 Diperbarui: 8 November 2020   16:24 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam satu video percakapan dengan Najwa Shihab, Sapardi Djoko Damono berujar, jika puisi adalah bunyi. Ujaran itu disepakati Joko Pinurbo, dengan tambahan, "bermain-main dengan kata". Usai membacakan puisi berjudul Kamus Kecil. Aku tampilkan potongan lariknya, ya?

Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu
Walau kadang rumit dan membingungkan
Ia mengajari saya cara mengarang ilmu
Sehingga saya tahu
Bahwa sumber segala
 
kisah adalah kasih
Bahwa 
ingin berawal dari angan
Bahwa
 ibu tak pernah kehilangan iba
Bahwa segala yang 
baik akan berbiak
Bahwa orang 
ramah tidak mudah marah
Bahwa untuk menjadi 
gagah kau harus menjadi gigih
Bahwa seorang 
bintang harus tahan banting
Bahwa orang lebih takut kepada 
hantu ketimbang kepada Tuhan   

Puisi Kamus Kecil, memperlihatkan kejelian dan ketelitian Joko Pinurbo dalam memilih dan memilah diksi serta bunyi (coba lihat kata dengan warna berbeda). Jika dibaca atau didengarkan, akan tersaji kedua hal itu. Untuk lengkapnya, sila simak video berikut ini.


Terus, bagaimana caraku menulis puisi? Karena datang pada era belakangan, dan tanpa bekal kepenulisan secara akademis. Aku menggunakan rumus "try and error", serta berpijak pada asupan bacaanku dari karya-karya dari banyak penyair.

Saat menulis fiksi, seperti cerpen dan puisi, Aku lebih memilih kredo diksi dan bunyi. Semisal larik berikut ini:

aku telah lebih dulu membunuh benci

sebelum hiruk-pikuk di keramaian menikam sepi

tapi aku tak mampu membujuk matahari

merampas beningmu sejenak berhenti menjejaki selasar sunyi.

Ilustrasi buku tulis dan tinta (Illustrated by Pixabay.com)
Ilustrasi buku tulis dan tinta (Illustrated by Pixabay.com)
Belum ada Strata Nilai Abadi dalam Puisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun