Benar saja! Kulihat beberapa potongan roti, aneka jenis selai, racikan aneka sayur dan dua jenis potongan tipis-tipis daging rebus dan panggang. Minumnya? Kembali jus! Hiks...
Anganku tersakiti, memikirkan siksaan tiga hari berikutnya. Akankah aku bertahan? Aku tak lagi memikirkan, sajian makan malam. Kukira bakal beda-beda tipis!
Aku membayangkan Nasi Padang dengan menu rendang atau dendeng balado. Walau hanya dikemas dalam potongan Koran bekas, dan diikat dengan karet gelang. Biarlah tak menginap di hotel berbintang. Namun bikin kenyang!
Hematku. Pakaian, tak hanya sehelai kain yang melekat di tubuh. Namun keyakinan dan kepercayaan, ilmu pengetahuan, nilai-nilan etika yang hidup di masyarakat pun termasuk pakaian.
Perbedaan cara pandang dalam memaknai pakaian, yang kemudian melahirkan gaya hidup. Seperti halnya, kuceritakan gagap budaya yang kualami, saat berjuang menikmati makanan di hotel berbintang.
Terkadang, Pakaian dan makanan adalah jebakan gaya hidup. Hingga melupakan esensi dari hidup itu sendiri.
Curup, 29.10.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H