Interaksi sosial itu, menjadi tahapan "Kamanakan Dibimbiang". Akan hadir bimbingan dan petunjuk cara menulis dan dunia kepenulisan dari penulis yang lebih senior. Berbagi ide, beradu argumentasi atau saling papah sebelum dan sesudah diunggah.
Dan itu yang acapkali aku lakukan sebelum menayangkan sebuah tulisan. Atau sebaliknya, ada saja anggota grup yang menagih saran juga masukan untuk sebuah tulisan. Tanpa disadari, ada proses "take and give" saat berhimpun dalam satu grup. Dan tahu, aku tak sendirian.
Ketiga. Urang Kampuang Dipatenggangkan.
Makna harfiah dari kalimat itu adalah memikirkan orang lain. Jika ditautkan dengan tulisan, idealnya sebelum, saat dan setelah selesai membuat satu tulisan. Tak lantas terburu untuk segera tayang. Namun dihitung ulang dampak dan resiko dari tulisan itu bagi semua orang.
Cara ini adalah pilihan. Sebab setiap penulis memiliki timbangan objektif dan subjektif serta tujuan yang berbeda. Mungkin saja ada yang berpijak pada data, beranjak dari fakta, bertindak dari suatu fenomena atau asumsi dan opini pribadi. Toh, tanggungjawab berbalik pada penulis,kan?
Bagiku pribadi? Aku lebih memilih tak menulis atau menunda menulis, jika ternyata tulisan yang kuunggah melenyapkan senyuman dan kebahagiaan orang-orang di sekitarku atau  yang membaca tulisanku. Boleh begitu, kan?
Sudah 12 tahun usia Kompasiana. Belum genap 2 tahun aku mengikat diri untuk bersama. Banyak hal yang kupelajari, kualami, kurasakan serta kudapatkan. Beberapa yang bisa kutuliskan :
Pertama. Aku mengenal banyak orang hebat yang ternyata betah bersembunyi dalam foto profil dan tulisan. Merasa sungkan kusebut satu nama, bila ternyata banyak nama yang terlewati. Pelajaran bagiku, Banyak sekali Kompasianers yang menyimpan kehebatan mereka di bilik rahasia.
Kedua. Awal bergabung, aku seperti pemain rookie pilihan pertama dalam kompetisi basket NBA. Terus belajar dan berlatih, jadi bukti jika aku bisa menulis. Tak jarang tulisanku mengalir deras. Namun, terkadang hanya bisa menulis sehari satu tulisan. Kualami tembok majal bernama konsistensi. Hiks...
Ketiga. Saat berkompasiana, Aku pernah merasa kecil hati dan rendah diri usai mengunggah tulisan, namun tak dilabel pilihan. Namun berubah senyuman dan rasa bangga saat label berwarna biru itu terlihat. Akupun pernah meloncat-loncat jika tulisanku diganjar artikel utama! Boleh, kan? Hahaa...