Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

3 Timbangan Rasa Saat Menulis di Kompasiana

23 Oktober 2020   14:43 Diperbarui: 29 Oktober 2020   21:21 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ulang Tahun ke-12 Kompasiana (sumber gambar : Kompasiana.com dari artikel Kompasianers Anton 99)

Interaksi sosial itu, menjadi tahapan "Kamanakan Dibimbiang". Akan hadir bimbingan dan petunjuk cara menulis dan dunia kepenulisan dari penulis yang lebih senior. Berbagi ide, beradu argumentasi atau saling papah sebelum dan sesudah diunggah.

Dan itu yang acapkali aku lakukan sebelum menayangkan sebuah tulisan. Atau sebaliknya, ada saja anggota grup yang menagih saran juga masukan untuk sebuah tulisan. Tanpa disadari, ada proses "take and give" saat berhimpun dalam satu grup. Dan tahu, aku tak sendirian.

Ketiga. Urang Kampuang Dipatenggangkan.

Makna harfiah dari kalimat itu adalah memikirkan orang lain. Jika ditautkan dengan tulisan, idealnya sebelum, saat dan setelah selesai membuat satu tulisan. Tak lantas terburu untuk segera tayang. Namun dihitung ulang dampak dan resiko dari tulisan itu bagi semua orang.

Cara ini adalah pilihan. Sebab setiap penulis memiliki timbangan objektif dan subjektif serta tujuan yang berbeda. Mungkin saja ada yang berpijak pada data, beranjak dari fakta, bertindak dari suatu fenomena atau asumsi dan opini pribadi. Toh, tanggungjawab berbalik pada penulis,kan?

Bagiku pribadi? Aku lebih memilih tak menulis atau menunda menulis, jika ternyata tulisan yang kuunggah melenyapkan senyuman dan kebahagiaan orang-orang di sekitarku atau  yang membaca tulisanku. Boleh begitu, kan?

Ulang Tahun ke-12 Kompasiana (sumber gambar : Kompasiana.com dari artikel Kompasianers Anton 99)
Ulang Tahun ke-12 Kompasiana (sumber gambar : Kompasiana.com dari artikel Kompasianers Anton 99)
Merasakan Jalan Sunyi Jejak Literasi

Sudah 12 tahun usia Kompasiana. Belum genap 2 tahun aku mengikat diri untuk bersama. Banyak hal yang kupelajari, kualami, kurasakan serta kudapatkan. Beberapa yang bisa kutuliskan :

Pertama. Aku mengenal banyak orang hebat yang ternyata betah bersembunyi dalam foto profil dan tulisan. Merasa sungkan kusebut satu nama, bila ternyata banyak nama yang terlewati. Pelajaran bagiku, Banyak sekali Kompasianers yang menyimpan kehebatan mereka di bilik rahasia.

Kedua. Awal bergabung, aku seperti pemain rookie pilihan pertama dalam kompetisi basket NBA. Terus belajar dan berlatih, jadi bukti jika aku bisa menulis. Tak jarang tulisanku mengalir deras. Namun, terkadang hanya bisa menulis sehari satu tulisan. Kualami tembok majal bernama konsistensi. Hiks...

Ketiga. Saat berkompasiana, Aku pernah merasa kecil hati dan rendah diri usai mengunggah tulisan, namun tak dilabel pilihan. Namun berubah senyuman dan rasa bangga saat label berwarna biru itu terlihat. Akupun pernah meloncat-loncat jika tulisanku diganjar artikel utama! Boleh, kan? Hahaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun