Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Percakapan di Simpang Tugu

18 Oktober 2020   14:50 Diperbarui: 18 Oktober 2020   19:46 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi gambar persimpangan jalan (sumber gambar : pixabay.com)

Akupun tersenyum, membayangkan Anton mengubah kantornya di jalanan. Setiap hari berkeliling ke semua pangkalan yang ada. Berdiskusi tentang situasi juga kondisi yang dialami pemilihnya. Serta bersungguh hati, berjuang untuk kesejahteraan anggota pangkalan. Keren!

"Menjadi wakil rakyat itu berat! Harus sadar diri. Namanya wakil itu, orang kedua, bukan yang utama!"

Sejak tadi, hanya ada satu penumpang dan itu giliran Nasir. Di Pangkalan Simpang Tugu, tinggal aku, Romi dan Anton. Serta gelas-gelas berkopi sudah tandas.

"Dulu pernah. Tapi gagal! Tak cukup alasan pintar atau aktivis. Namun juga butuh modal besar!"

Kau terkejut dengan jawaban itu? Aku berusaha melihat gelas-gelas berkopi yang tandas dan berampas. Kurasakan kembali tetesan terakhir di dalamnya. Pahit.

Curup, 18.10.2020

Zaldychan

[Ditulis untuk Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun