Akupun tersenyum, membayangkan Anton mengubah kantornya di jalanan. Setiap hari berkeliling ke semua pangkalan yang ada. Berdiskusi tentang situasi juga kondisi yang dialami pemilihnya. Serta bersungguh hati, berjuang untuk kesejahteraan anggota pangkalan. Keren!
"Menjadi wakil rakyat itu berat! Harus sadar diri. Namanya wakil itu, orang kedua, bukan yang utama!"
Sejak tadi, hanya ada satu penumpang dan itu giliran Nasir. Di Pangkalan Simpang Tugu, tinggal aku, Romi dan Anton. Serta gelas-gelas berkopi sudah tandas.
"Dulu pernah. Tapi gagal! Tak cukup alasan pintar atau aktivis. Namun juga butuh modal besar!"
Kau terkejut dengan jawaban itu? Aku berusaha melihat gelas-gelas berkopi yang tandas dan berampas. Kurasakan kembali tetesan terakhir di dalamnya. Pahit.
Curup, 18.10.2020
[Ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H