Usia boleh tua, dan ingatan bisa saja tergerus lupa. Tapi bagiku, selain namaku serta kedua orangtuaku, kartu ucapan adalah salah satu yang tak boleh dilupakan.
Aku percaya, setiap era memiliki cara berbeda. Aku sering menelan kecewa, pada saat lebaran atau di hari ulang tahunku. Ketika menerima ucapan dengan kata yang persis sama, tapi nama pengirim berbeda.
Sialnya, akupun melakukan hal yang sama untuk membalas semua ucapan itu. Namun tidak momen kali ini. Aku menginginkan sesuatu yang istimewa dan luar biasa.
"Paduan warnanya tetap merah-putih, Yah?"
"Ganti! Mawarnya hitam dan hurufnya gunakan tinta emas!"
"Bukannya kartu itu untuk..."
"Lakukan saja!"
Anakku mengenal nada itu. Tak pernah ada yang berani menantangku. Suaraku adalah perintah. Harus dilakukan.
"Kali ini, Aku ingin tulisan tangan!"
"Hah? Cari di mana? Butuh waktu yang..."
"Gunakan Google!"