Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Maukah Kau Berjanji Menyimpan Rahasia?

5 Juli 2020   15:40 Diperbarui: 5 Juli 2020   16:02 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Dua tahun kemudian, beberapa orang yang terjerat kasus narkoba, juga dieksekusi mati. Dua hari pula, aku ketakutan dan menyendiri di balik jeruji besi.

Ketakutanku sedikit berkurang, ketika seorang sipir penjara bercerita. Ditembak mati itu lebih baik dan lebih manusiawi. Karena anggota tim itu bukan orang sembarangan, dan terlatih menembak beberapa titik yang menjadi pusat kehidupan seseorang.

Tapi aku gemetar, saat sipir itu bercerita, jika di luar negeri ada hukuman pancung di leher. Aku segera mengingat ajaran ayahku, jika memotong leher ayam jangan sampai putus. Kalau dipancung, artinya putus, kan?

Nafasku sesak saat diceritakan, jika dulu terpidana mati dikurung dalam sebuah kamar yang berisi gas beracun. Ada juga yang disuntik mati. Namun, aku tak mengerti persisnya. Mungkin, nanti kau cari saja di buku, bagaimana caranya disuntik hingga mati.

Kecemasanku terkadang berlebihan. Beberapa kali aku ragu menghidupkan lampu di ruang makan, ketika diminta sipir penjara. Aku mengingat cerita tentang satu bentuk hukuman, ketika seseorang diikat erat pada sebuah kursi yang dialiri listrik tegangan tinggi hingga mati

Rekan satu selku, hingga pagi tadi masih sering tertawa, jika kuminta menemaniku menjemur pakaian. Karena aku kerap mengingat, ada hukuman mati dengan menggunakan tali di tiang gantungan. Aku kira, mungkin mirip seperti tetanggaku, yang tergantung di dekat sumur. Bilang polisi, karena bunuh diri.

Kaupun harus tahu. Beberapa kali aku ingin bunuh diri. Mengingat hidupku saat ini, sama saja seperti orang yang dihukum mati. Bedanya, aku masih harus makan, mandi, tidur, mengikuti kegiatan yang ada di penjara. Hanya itu. setiap hari begitu.

Jangan pernah kau tanyakan, apa tujuan hidupku sesudah menjalankan semua ini. Aku tak tahu! Aku tak lagi memiiliki tanggung jawab terhadap istri dan kedua anakku. Ketiganya, aku yakin, telah menjalani kehidupan yang lebih baik di dekat tuhannya.

Apa penyebabnya hingga aku begini?

Aku mengerti, kau pasti ingin tahu, kan? Tapi itu pun tak perlu kau tanyakan. Sesungguhnya, aku malu mengulang kisah ini. Aku dengar-dengar dari beberapa penghuni baru yang berkenalan denganku. Sudah banyak kisahku yang dijadikan skripsi, buku, novel, bahkan film.

Khusus untukmu, akan aku ceritakan secara lengkap. Dan pasti berbeda dari cerita-cerita yang tersebar selama ini. Kau jangan percaya dengan banyak berita serta cerita itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun