Kulihat anak gadisku menghela nafas panjang saat pariwara hadir. Tangannya meraih remot dan menukar chanel TV. Beberapa kali tukar, sambil melihat dan menyimak potongan-potongan tayangan. Kemudian balik lagi ke chanel semula.
"Kenapa tukar, Ni?"
"Kan, Iklan?"
"Kenapa cewek itu mengusir tamu?"
"Kan, cowoknya sudah bilang putus. Kenapa datang lagi? Akhirnya diusir!"
"Terus, kenapa ceweknya nangis? Kan dia yang ngusir?"
"Mungkin kesal, Yah! Atau..."
Kalimat anak gadisku terhenti. Matanya serius menatap layar televisi yang masih saja menayangkan pariwara.
"Kalau masih cinta, kenapa diusir? Terus kenapa membanting pintu? Salah pintu apa?"
"Terserah Ayah!"
Kubiarkan gadisku menikmati tontonannya. Agak lama, remot TV diajukan padaku. Sambil tersenyum, gadisku melirik laptop di hadapanku.