Ibu kembali tersenyum. Tapi tanpa suara. Gerakan kepala ibu menjadi jawaban bagiku. Kubiarkan Ibu menyimak tausiyah di televisi. Akupun ikut menemani.
Lantunan ayat suci Alqur'an terdengar di pengeras suara masjid. Pertanda sesaat lagi tiba waktu berbuka. Istriku, juga Azam sudah berkumpul di ruang tengah. Mengikuti keseriusan ibu menatap layar televisi.
Perlahan, kubuka tas kerja. Mengeluarkan buku yang baru kubeli sebelum pulang. Namun gerakanku terlihat oleh ibu.
"Eh? Kau juga punya buku tobat?"
Tak sempat aku menjawab. Tangan ibu bergerak cepat membolak-balikkan isi buku. Mata Azam dan istriku, menatap ibu juga aku bergantian. Wajah ibu perlahan tertuju padaku. Mata teduh itu menatapku.
"Kenapa masih kosong? Sebagai pemimpin di rumah, kau seharusnya..."
Curup, 17.05.2020
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H