"Menurut Makdang, Uni buat kue, gak ya?"
"Buatlah! Kan sudah ada yang pesan?"
"Iya. Tapi..."
"Jangan kecewakan pelanggan. Mungkin, kurangi produksi aja!"
Ini percakapanku dengan kakak perempuanku. Ada keraguan, dengan situasi pandemi ini. Karena sudah puluhan tahun, Kakakku memiliki pelanggan yang lumayan banyak. Dan setiap tahun meningkat.
Pekerjanya? Mulai dari suami hingga keempat anak-anaknya. Bukan usaha rumahan semata, tapi dikelola professional. anak-anaknya akan mendapat THR (mirip gaji) sesuai porsi kerja yang sudah dilakukan. Omsetnya cukup untuk membeli pakaian baru serta keperluan rumah tangga lainnya.
Tak hanya Alasan corona. Dua anak tertua, karena sudah selesai kuliah, Ramadan tahun ini tak lagi bisa membantu. Keduanya sudah bekerja di Jakarta. Maka tenaga produksi pasti berkurang, malah terancam tak bisa mudik. Hiks...
Maka diputuskan hanya membuat 8 jenis kue kering. Tak melayani pesanan lain. Saat kutulis artikel ini. semua kue kering sudah sold out! Pada minggu ini hanya konsen menerima pesanan kue basah yaitu Browniest.
Saat kutanyakan, apakah kue kering yang banyak diminati? Ternyata, Nastar tetap tak tergoyahkan! Disusul Kastangel, kue satu dan kue keju. Krispy dan yang lain menyusul di peringkat bawah.
Susahnya, Nastar itu kan butuh nanas? Biasanya nulan rammadan, Curup bakal banjir Nanas dari Palembang. Tapi sekarang sepi di pasara, jikapun ada, harganya lumayan mahal. Kiramologiku menganggap, jejangan nanas salah satu yang terimbas lockdown!