"Kenapa tak..."
"Gak diajak masuk?"
Senyummu hadir bak tugu ucapan selamat datang. Senyuman yang membuatku, gagal bertahan untuk tak menemuimu. Terburu, kau membuka lebar pintu, sambil anggukkan kepala. Tanda mengajakku masuk dan duduk di kursi tamu.
Kau segera masuk, sedikit lama aku ditemani bisu. Hingga kau hadir dengan segelas kopi, yang disajikan ke hadapku. Kau duduk di sampingku. Kunikmati wajahmu yang menyimpan banyak pertanyaan. Kukira, enam minggu adalah rekor waktu terlama, tak pernah bertemu denganmu.
"Merayakan valentine day juga?"
"Hah?"
"Itu, tutup gelasnya berwarna merah jambu?"
"Mamaas..."
Suaramu berganti tawa. Rona wajahmu berubah cerah, juga hadirkan satu hadiah berupa cubitan ringan di lenganku. Aku jadi tahu. Tak hanya lenganku, jemari tanganmu pun menyimpan rindu cubitan untukku.
"Maafkanlah. Kerjaan Mas di..."
"Iya. Aku mengerti..."