"Ini uang dari Kades, Nak!"
Ales terdiam. Tanpa diminta, ayahnya menjelaskan asal-usul uang yang sangat banyak di atas meja. Tuntutan demo dikabulkan. Rencana pembebasan lahan akan dikaji ulang. Namun, ada syarat lain yang tak disampaikan. Ayah harus pindah rumah, atas permintaan Kades Rasmin.
Ayahnya pun curiga jika permintaan itu adalah bentuk lain dari ancaman. Demi keselamatan Ales dan Ibunya, maka ayah menerima permintaan tersebut. Uang yang diantar Kades Rasmin, membuktikan kecurigaan ayahnya. Saat ayahnya bicara, Ales hanya diam. Sesekali menatap wajak Ibunya yang juga membisu.
"Ayah pergi dulu. Uang ini harus dikembalikan!"
Tak lagi bersuara. Ayahnya pergi meninggalkan rumah. Ales memandang ibunya yang tersenyum sambil bergeser tempat duduk dan memeluk Ales.
"Sekolah yang rajin, ya? Ayahmu ingin, kau jadi guru!"
"Hah?"
"Iya. Bukan buruh seperti ayah dan ibu!"
"Guru juga buruh, Bu!"
"Ayahmu yang bilang, kan?"
Curup, 04.05.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]