"Ayah hebat, ya?"
Satu minggu ayahnya tak pulang ke rumah. Pada hari kesepuluh, ayahnya pulang. Kemudian mengajak Ibu juga Ales segera berberes barang. Ales ingat kalimat singkat ayahnya
"Kita harus pindah, Nak!"
Ales pun mengingat tangisan tanpa suara dan airmata ibunya. Patuh pada perintah ayahnya.
***
"Aku pulang!"
Ales memasuki rumah. Ayah dan ibunya duduk di kursi kayu ruang tamu yang masih berserakan. Satu minggu, terlalu singkat untuk membereskan rumah baru, apalagi karena pindahnya juga buru-buru. Ales segera bertukar salam, dan duduk di samping ayahnya.
"Bagaimana hari pertamamu di sekolah, Nak?"
"Ditertawakan lagi, Yah!"
"Masalah nama lagi?"
Ales melihat ayahnya tertawa. Ibunya tersenyum sambil menghitung duit yang bertumpuk di atas meja. Ales belum pernah melihat uang sebanyak itu.