Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kalap Tak Hanya Kalah Lapar, tapi Mata Lapar yang Bikin Dompet Ambyar!

2 Mei 2020   17:50 Diperbarui: 2 Mei 2020   17:46 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eh, kalau miliki anak kecil. Tetangga juga menjadi “masalah” bagi urusan kalap-kalapan belanja. Rencananya, mau masak sayur lodeh dengan tempe, tetiba dari tetangga tercium aroma ayam goreng. Bakal masalah!

Atau lagi diskusi menentukan buka puasa dengan anak-anak. Disepakati minumannya es dogan. Saat keluar rumah, anak tetangga lewat dengan senyum khas sambil membawa es krim.

Apa yang terjadi? Mungkin saja, anak-anak tak bersuara. Tapi, matanya melihat tajam pada bawaan di tangan anak tetangga. Bakal jadi masalah, kan?

Begitulah. Bisa jadi fenomena kalap belanja makanan dimulai dari psikologis, bahwa karena ini bulan Ramadan, jadi musti istimewa dan berbeda. Akibat godaan dari mulai televisi, media sosial juga dagangan tetangga dan anak tetangga. Hihi….

Ilustrasi berbuka puasa secukupnya (sumber foto : pixabay.com)
Ilustrasi berbuka puasa secukupnya (sumber foto : pixabay.com)

Jejangan, Kalap itu Kalah Akibat Lapar?

Berpuasa dalam pengertian umum, tak hanya menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga matahari tenggelam. Namun, jika memaknai secara asal kata shaum (puasa dalam bahasa arab) adalah "menahan diri dari segala sesuatu".

Kalau kalap urusan makanan, biasanya anak-anak lebih mendominasi, tah? Orang dewasa pasti ada, namun tak akan sedahsyat anak-anak untuk takluk pada selera!

Seperti kutulis di awal tadi. Sebagai orangtua, aku musti belajar lagi “menyetir” keputusan untuk memenuhi selera anakku. Agar tak kalap belanja, mengikuti selera mereka. Akhirnya dianggurin. Mubazir? Gak! Aku yang bakal menghabiskan.

Tapi anak-anakku tahu aturan yang aku terapkan sejak mereka baru bisa jajan. Jika suatu makanan yang minta dibelikan, tapi tak dihabiskan apalagi dimakan. Jangan harap akan dibelikan lagi!

Atau, aku seragamkan aja selera anakku, ya? Tapi, belum tahu caranya. Hiks…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun