Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ramadan yang Berbeda, Semoga Menjadi Pembeda Makna

23 April 2020   21:17 Diperbarui: 23 April 2020   22:59 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Peserta Lomba Lagu Nasyid Putri menyambut bulan Puasa di Masjid Aljihad Curup. Tahun ini, tak lagi ada. (Dokumentasi Akun Facebook. AMM. Rejang Lebong)

Kusimak beberapa artikel teman-teman Kompasianer dengan tema Hari Bumi. Mengungkapkan hikmah positif dari wabah corona  Bumi bisa sejenak beristirahat hingga udara yang menjadi bersih karena dampak social distancing dan PSBB.

"Selalu ada hikmah dan pelajaran dari segala sesuatu", kalimat ini perlahan menyisir benak masyarakat. Begtu juga memaknai sudut pandang, "alam memiliki caranya sendiri untuk bertahan".

Kalimat itu terucap, usai hujan deras sejak dini hari hingga pagi, air meluap di bantaran sungai yang mengakibatkan banjir. Setidaknya 10 desa di kampungku terdampak banjir, termasuk rumah tetanggaku.

Merusak puluhan rumah dan menghanyutkan harta benda (Data masih dikumpulkan). Maka Ramadan tahun ini, menjadi sangat berbeda bagi mereka. Alam telah menyajikan caranya.

Ilustrasi Banjir bagi warga pagi 23/04/2020 di Curup. Kisah berbeda sehari sebelum RamadhanTahun ini. (Dokumentasi Akun Facebook. MDMC Rejang Lebong)
Ilustrasi Banjir bagi warga pagi 23/04/2020 di Curup. Kisah berbeda sehari sebelum RamadhanTahun ini. (Dokumentasi Akun Facebook. MDMC Rejang Lebong)
Ilustrasi Banjir bagi warga pagi 23/04/2020 di Curup. Kisah berbeda sehari sebelum RamadhanTahun ini. (Dokumentasi Akun Facebook. MDMC Rejang Lebong)
Ilustrasi Banjir bagi warga pagi 23/04/2020 di Curup. Kisah berbeda sehari sebelum RamadhanTahun ini. (Dokumentasi Akun Facebook. MDMC Rejang Lebong)
Ilustrasi Banjir bagi warga pagi 23/04/2020 di Curup. Kisah berbeda sehari sebelum RamadhanTahun ini. (Dokumentasi Akun Facebook. MDMC Rejang Lebong)
Ilustrasi Banjir bagi warga pagi 23/04/2020 di Curup. Kisah berbeda sehari sebelum RamadhanTahun ini. (Dokumentasi Akun Facebook. MDMC Rejang Lebong)
Telunjuk diajukan kepada pemerintah daerah, tentang pengabaian kebijakan menjaga ekosistem dan lingkungan yang mengakibatkan banjir. Tak menyigi perencanaan tata ruang dan tata kota, khususnya drainase.

Belum lagi perilaku sebagian anggota masyarakat yang masih sering menjadikan sungai sebagai tempat sampah. Membangun pemukiman di sekitar bantaran sungai yang memang "rawan" terdampak banjir.

Banyak panduan, pedoman cara berskap dan berperilaku kepada alam secara bijak, yang terpahat pada buku-buku. Mungkin, saatnya ketika hari ini menjadi hari buku, tak lagi membiarkan tersusun rapi sebagai koleksi dan berdebu.

Aih, Begitulah! Selalu mudah merujuk telunjuk atau nada tuduhan dengan mencari dan menelisik kesalahan. Ketika keinginan tak sejalan dengan keyataan yang dihadapi, kan?

Saat Ini...

Temans, walaupun suasana, cara dan merasakan Ramadan yang berbeda tahun ini. kukira, tak menjadikan hikmah dan makna Ramadan menjadi berbeda, kan?

Ramadan tetap menjadi bulan perenungan dan refleksi diri. Usai satu tahun melakukan pengembaraan jiwa dan raga. Mungkin saja pernah tersesat dalam "kubangan" salah dan dosa, namun merasa baik-baik saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun