Akupun jadi tahu. Dua minggu berlalu. Kau adalah kupu-kupu itu. Tapi, bukan hantu.
***
"Rokok, Bang?"
"Gak!"
"Air, mau?"
"Gak!"
"Permen?"
Lelaki setengah baya berdiri di hadapanku. Wajahnya berusaha menyajikan senyuman, namun gagal. Sebungkus permen di dalam genggaman tangannya yang bergetar, masih tergantung di udara. Anggukan pelan bercampur enggan dariku, melahirkan tawa tertahan.
"Terima kasih, Bang!"
"Iya."
"Penglaris! Semoga nanti dapat istri yang penyayang, ya?'
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!