***
"Kau mencintai Nindi, kan?"
Tiba-tiba Amak sudah berdiri di hadapku. Tak mampu kucegah. Amak bergerak cepat memelukku. Tubuh tua itu bergetar hebat. Aku tahu, ada tangisan untukku.
Bayangan cahaya senja, menyusup di balik tabir jendela kamar. Mengarsir garis tipis pada kalender yang tergeletak di meja. Mataku pun terpaku pada satu lingkaran hitam yang mengurung sepasang angka berwarna merah.
"Dua hari lagi! Kau mau hadir, kan?"
Kubiarkan pertanyaan Amak menguap di udara. Menelusuri ruang-ruang kosong yang menawarkan kehampaan. Agar mampu menyembunyikan seribu satu jawaban dan alasan yang tak akan pernah mengubah keadaan.
Di balik pelukan, kusaksikan rona jingga perlahan menjauh dari tirai jendela. Aku tahu, senja pasti setia menyimpan luka.
Curup, 11.04.2020
Note : Fiksi ini diadaptasi dari lagu Glenn Fredly "Sedih Tak Berujung"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H