"Lah? Kenapa tak ucapkan Hamdallah?"
"Alhamdulillah!"
Kubuka aplikasi kinemaster di ponsel. Terus kuedit secukupnya, sambil menambah foto dan menulis nama mereka di video tersebut. Kedua anakku diam menyimak. Agak lama, kuminta mereka lihat hasilnya.
"Wah! Kirim yang ini aja ke ustad, Yah!"
"Gak boleh! Itu curang!"
"Ajari Uni, Yah?"
"Orait! Tapi, gurunya belum ngopi!"
Tanpa suara, anak gadisku membuat kopi. Singkat cerita, mereka mulai memahami cara mengedit sederhana. Malah melakukan eksperimen dengan memasukkan foto-foto, menjadi kolase bergerak.
"Di laptop juga ada, Nak!"
Pilihan kalimat keliru! Tak butuh waktu lama. Kedua anakku sibuk dengan project masing-masing. Satu menggunakan ponsel, yang satu dengan laptop. Aku? Kembali dianggap patung. Ya udah, tandanya aku harus berangkat kerja, kan?