Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menyigi "Kursi Kosong" Sastra

10 Maret 2020   16:30 Diperbarui: 10 Maret 2020   17:35 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekal penguasaan berbahasa yang terbatas di sekolah, akan berimbas saat mereka melanjutkan ke perguruan tinggi. Banyak mahasiswa yang menjadikan skripsi seperti "hantu" bahkan terkadang menyerah. Atau akhirnya memilih jasa penyedia penulisan skripsi secara sembunyi-sembunyi?

Memahami konsep berbahasa dengan penjara tata bahasa, hanya akan menjadi alat penyambung pikiran dan logika semata. Bukan olahan untuk menyambung rasa. Jika tanpa kehidupan rasa, pengetahuan tak hanya gersang, membosankan, tak manusiawi namun juga jauh dari beradab.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Apa yang bisa dilakukan?

Mengajak pulang sastra dalam sendi kehidupan! Pembelajaran sastra tak hanya menyigi dan menghapal jenis karya, tahun dan nama-nama. Sehingga pelajaran dimaknai sebagai penderaan dan penderitaan.

Guru tak hanya mengajar yang dimaknai menghajar. Namun menemani dan mengantarkan, membimbing dan mengembangkan potensi siswa. Menjadi inspirasi bahkan memotivasi anak didik untuk bangkit dan berjuang mencapai targetnya.

Pasti keren, jika guru mampu menjadi juru bicara sastra, seorang penafsir, bahkan jika diperlukan menjadi "penipu ulung" dalam bersiasat untuk mengolah rasa anak didik. Dengan begitu, guru menjadi seorang pemain aktif bukan sekedar pengantar sastra.

Bagaimana dengan penulis sastra dan sastrawan? Mereka bertanggung jawab menjaga kesejukan setiap manusia dari kegersangan jiwa. Memandu pengembaraan olahan rasa. Tak hanya tentang karya yang dibukukan dan tersusun pada rak-rak sepi perpustakaan.

Namun menyisip pesan, jika sastra itu berguna bagi kehidupan manusia!

Curup, 10.03.2020

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun