Dalam ranah psikologi dikatakan, harga diri susah dilihat secara kasat mata. Namun, untuk mengetahui harga diri seseorang, bisa diukur dengan perilaku.
Orang yang memiliki harga diri tinggi, akan merasa nyaman dengan diri sendiri, menerima kekurangan dan kelebihan, tak gampang terpengaruh pendapat orang lain, berusaha realistis dan memiliki toleransi dengan menghargai orang lain.
Keluarga adalah pusat petumbuhan awal serta wadah pengembangan sikap, perilaku dan tataran nilai buat seseorang. Setidaknya ada tiga alasan, kenapa keluarga menjadi pijakan awal harga diri seseorang.
Pertama. Kasih sayang keluarga adalah inti dari pertumbuhan harga diri. Bukan hanya pelukan dan ciuman namun juga penghargaan. Seorang anak yang merasakan kasih sayang, akan merasa dirinya penting, berharga, dan diakui keberadaannya.
Kedua. Bentuk kasih sayang bukan serba boleh dan membiarkan sesuka anak, kan? Beberapa larangan juga pertanda sayang bahkan menyelamatkan. Syaratnya? Anak tahu sebab atau alasan kenapa hal itu dilarang.
Misal? Bermain benda tajam, bermain di jalan raya, memanjat pohon tinggi. Secara naluriah, orangtua akan melarangkan? Namun, anak bisa saja ngamuk jika tak diberitahu alasan pelarangannya, tah?
Ketiga. Selain itu, melibatkan anak dalam keputusan atau menyusun peraturan, yang kemudian disepakati serta dipatuhi bersama. Semisal mengucap salam, membagi tugas rumah tangga, kapan dan berapa lama harus menonton televisi atau bermain gawai.
Keluarga yang "mengakui" keberadaan setiap anggota keluarga, serta "menitipkan" tanggungjawab sejak dini, tak hanya menumbuhkan harga diri. Namun juga mampu menjaga ikaran keluarga yang erat.
Terus, bagaimana jika seseorang gagal menemukan, bahkan memiliki harga diri?