Pertama. Mendekatkan Anak dengan Orangtua. Sering bertemu, tak menjamin setiap anggota keluarga saling mengenal satu sama lain. Mengatur dan menyediakan waktu serta duduk bersama antar anggota keluarga, kemudian saling bertukar cerita. Kukira cara jitu menjalin komunikasi dan ikatan emosional yang lebih intim.
Silakan di cek! Jejangan malah ada anak yang lupa, semisal tanggal lahir orangtua atau saudaranya? Atau orangtua yang tak tahu, jika anaknya dimarahi guru gegara lupa buat PR, kan?
Kedua, Memotivasi dan menginspirasi. Seperti kisah temanku di grup parenting di atas. Bayangkan jika hal itu diceritakan. Penuh perjuangan, kerja keras dan kesungguhan orangtuanya saat belajar dulu. Ke sekolah jalan kaki dan tanpa uang jajan. Bisa jadi, Anaknya akan mengerti tak ada yang diraih dengan mudah.
Kemudian hal itu memicu rasa bangga dan kagum pada diri anak, terhadap sosok orangtua. Hingga memacu keinginan anak, suatu saat bisa seperti yang orangtuanya lakukan dan raih saat ini. Keren, ya?
Ketiga. Membentuk karakter anak dan karakter keluarga. Jika orangtua sering berbagi pengalaman yang diceritakan pada anak, apalagi jika hal itu nyata dan bisa dibuktikan langsung oleh anak. Mungkin saja, anak akan melakukan "tiruan" dalam bentuk lain.
Merasa ingin terlihat "sama" baik seperti orangtuanya atau berusaha lebih baik lagi. Tak hanya itu, namun juga meningkatkan kepercayaan anak pada orangtua sekaligus kepercayaan diri si anak.
Menceritakan pengalaman orangtua pada anak, akan menghadirkan keterbukaan antara orangtua dan anak. Kisah orangtua tak hanya memiliki hikmah dengan nilai-nilai positif yang bisa dipahami anak. Namun juga menjadi pembelajaran hidup bagi anak.
Jika sudah begitu, rasa saling asah, asih dan asuh akan berwujud kasih sayang dalam keluarga. Dan, tak perlu menunggu momen valentine day, untuk ungkapkan rasa sayang, kan?
Demikian, salam penuh cinta buat semua!
Kalau sepakat, hayuk salaman!