Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membiarkan Anak Bermain Hujan, Kenapa Tidak?

28 Januari 2020   16:26 Diperbarui: 29 Januari 2020   07:47 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cobalah tanyakan kepada siapapun. Jika ditanyakan kenangan bermain hujan di masa kecil. Tiga jawaban itu, kukira cukup mewakili beragam jawaban. bisa saja ditambah dengan kenangan bekas luka, baju yang robek atau apalah! Kan? Kan?

Namun, wajah ceria akan terpancar. Apalagi jika bermain bersama teman sebaya. Ada saja ide kreatif dengan alat seadanya. Yang penting, happy!

Aih, akhirnya aku jadi ingin menulis beberapa permainan yang seru dan murah meriah, bisa dimainkan di saat hujan bersama teman sebaya. Boleh ya?

Pertama. Bermain kejar-kejaran.

Permainan ini, pada intinya berlari. Di kampungku disebut dengan "main lengket". Terdiri dari 2 tim yang saling berlawanan. Dan masing-masing tim ditentukan satu titik sebagai penjara.

Cara bermainnya sederhana. Semua pemain berlomba secepatnya menangkap anggota tim lawan. Dan anggota yang belum tertangkap, jika menyentuh temannya, maka temannya bisa bebas kembali. 

Tim yang semua anggotanya tertangkap dinyatakan kalah. Maka, semua tim berusaha menangkap sekaligus membebaskan temannya di penjara. Seru, tah?

Kedua. Bermain sepak bola plastik.

Sama seperti aturan bermain bola pada umumnya. Keseruannya, ada pada kesulitan saat menendang bola plastik di genangan air! Cipratan air, terjatuh, tergelincir atau sengaja meluncur karena lapangan yang licin.

Selesai bermain hujan. Sambil membersihkan diri, akan saling tertawa ketika melihat tulang kering ada hiasan biru-biru. Gegara terkena kaki teman. Akan nada emosi dan marah-marah, tah? 

Namun biasanya akan segera hilang. Karena aturan main tak tertulis di dunia anak, yang pemarah, bakal tak diajak lagi bermain! Hiks...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun