"Boleh Kakak main hujan, Yah?"
Itu pertanyaan dengan tatapan harap dari anakku. Lelaki kecil kelas 4 SD. Hari minggu siang kemarin hujan turun dengan deras. Aku tak lagi butuh berfikir. Satu anggukan kecil dariku, cukup untuk memantik tawa bahagia.
"Kakak Pakai baju aja, Yah! Malu kalau dibuka!"
"Hajaaar..."
Tak butuh waktu lama. Anakku sudah berlarian di lapangan. Menikmati shower alami yang disediakan Tuhan. Setidaknya ada tiga alasan, sehingga hari itu aku tak bisa melarang keinginan anakku.
Pertama, kuajak anakku melihat acara pelatihan dan lagi materi lapangan. Semua peserta termasuk aku, sudah kuyup dengan hujan. Malah berbonus tawa dan canda. Hingga pelatihan jadi seru.
Kedua, Aku jadi ingat masa kecilku dulu. Kalau dilarang main hujan. Ada kesal, amarah terpendam. Terkadang malah sembunyi-sembunyi mencari alasan, agar bisa bermain hujan. Nah! Aku gak mau, anakku ikuti cara salah itu, kan?
Ketiga. Akupun merasakan sendiri. Kenangan dan kebahagiaan saat menikmati tetesan hujan mengguyuri tubuh.
Bahagia!
Senang!
Seru!
Cobalah tanyakan kepada siapapun. Jika ditanyakan kenangan bermain hujan di masa kecil. Tiga jawaban itu, kukira cukup mewakili beragam jawaban. bisa saja ditambah dengan kenangan bekas luka, baju yang robek atau apalah! Kan? Kan?
Namun, wajah ceria akan terpancar. Apalagi jika bermain bersama teman sebaya. Ada saja ide kreatif dengan alat seadanya. Yang penting, happy!
Aih, akhirnya aku jadi ingin menulis beberapa permainan yang seru dan murah meriah, bisa dimainkan di saat hujan bersama teman sebaya. Boleh ya?
Pertama. Bermain kejar-kejaran.
Permainan ini, pada intinya berlari. Di kampungku disebut dengan "main lengket". Terdiri dari 2 tim yang saling berlawanan. Dan masing-masing tim ditentukan satu titik sebagai penjara.
Cara bermainnya sederhana. Semua pemain berlomba secepatnya menangkap anggota tim lawan. Dan anggota yang belum tertangkap, jika menyentuh temannya, maka temannya bisa bebas kembali.Â
Tim yang semua anggotanya tertangkap dinyatakan kalah. Maka, semua tim berusaha menangkap sekaligus membebaskan temannya di penjara. Seru, tah?
Kedua. Bermain sepak bola plastik.
Sama seperti aturan bermain bola pada umumnya. Keseruannya, ada pada kesulitan saat menendang bola plastik di genangan air! Cipratan air, terjatuh, tergelincir atau sengaja meluncur karena lapangan yang licin.
Selesai bermain hujan. Sambil membersihkan diri, akan saling tertawa ketika melihat tulang kering ada hiasan biru-biru. Gegara terkena kaki teman. Akan nada emosi dan marah-marah, tah?Â
Namun biasanya akan segera hilang. Karena aturan main tak tertulis di dunia anak, yang pemarah, bakal tak diajak lagi bermain! Hiks...
Ketiga. Bermain kapal-kapalan.
Bahannya bisa dari gabus yang biasa dijadikan pelindung alat elektronik atau sandal bekas. Kalau gak ada? Apapun yang bisa mengapung! Potongan kayu atau bahkan dedaunan kering.
Lokasi bermainnya di sekitar siring atau selokan. Aturannya. Ada kesepakatan di mana titik start dan dimana titik finish. Tantangan dan kebanggaannya, mesti mencari bahan yang paling ringan agar bisa menang! Halah, itu cuma buat seru aja. Yang penting bermain hujan, kan?
Keempat. Menangkap ikan.
Jamak di musim hujan. Ikan tetiba menjadi banyak! Nah, ada tiga cara menangkap ikan masa kecilku dulu. Kalau bisa berenang. Akan memilih menangkap ikan dengan menggunakan jala.
Bagi yang tidak bisa berenang. Memancing adalah pilihan terbaik. Bisa dengan  menggunakan joran atau hanya gulungan benang. Kedua kegiatan ini, biasanya dilakukan di sungai.
Terakhir disebut Menangguk. Menggunakan jaring kecil (tangguk), Atau alat rumah tangga yang berbentuk jaring semisal tudung nasi. Ini, akan seru jika dilakukan di siring kecil antar pematang sawah.
Hal ini butuh kerjasama tim. Satu orang di hilir memegang tangguk. Yang lain dari hulu mengacak siring dengan tangan dan kaki, bertujuan mengusir ikan agar terperangkap pada tangguk atau alat yang digunakan. Hasil tangkapannya? Bisa dibagi atau dimasak bersama pada rumah salah satu teman yang ikut.
Wuih! Mainan laki-laki semua, ya? Tapi, terkadang anak perempuan juga ikutan, loh?
Hujan-hujanan, bisa memberi kesempatan bagi anak untuk berimajinasi dan berfikir kreatif!
Hal logis, jika ada kecemasan dan kekhawatiran orangtua, jika anaknya sakit, usai bermain hujan, kan?
Namun, kukira curang dan tak adil juga mengekang anak, hingga tak menikmati kebahagiaan masa kecilnya yang hanya sebentar itu. Dari beberapa literasi. Ternyata ada juga manfaat membiarkan anak bermain hujan. Â
- Menambah ilmu pengetahuan bagi anak. Semisal tentang asal mula hujan, tentang kilat atau petir, dampak negatif dari hujan jika buang sampah sembarangan yang dapat mengakibatkan banjir dan lain-lain.
- Merangsang kreatifitas. Seperti ragam jenis permainan yang dijelaskan di atas.
- Menciptakan bonding (ikatan intim) baik dengan teman sebaya, atau bahkan dengan orangtua. Jika orangtuanya juga ikutan menemani bermain hujan.
- Mengasah indera peraba dan pendengaran anak. Anak bisa merasakan  dan membedakan aneka jenis tetesan hujan, atau suara air hujan juga aroma udara saat hujan.
- Menstimulasi saraf motorik. Namanya bermain hujan, mesti bergerak, tah? Berlari, melompat atau  apapun bentuknya. Gerakan-gerakan itu bisa mematangkan saraf motorik anak.
Jadi? Kukira tak ada salahnya, sesekali membiarkan anak untuk menikmati masa kecilnya dengan bermain hujan, kan? Tentu saja, selain memperhatikan tentang kebersihan dan keamanan, juga tak keseringan.
Eh, lupa! Manfaat lain, usai bermain hujan. Anakku malamnya akan tidur nyenyak karena kelelahan. Dengan satu pesan terakhir, saat pulang ke rumah.
"Yah! Pas pulang nanti, Mampir beli bakso, ya?"
Aih. Bermain hujan, ternyata memacu rasa lapar dan nafsu jajan. Hiks...
Curup, 28.01.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H