Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Selera Boleh Sama, tapi Jangan Maksa!

17 Januari 2020   17:09 Diperbarui: 17 Januari 2020   18:39 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semisal makanan atau minuman yang sama, tokoh atau artis yang sama, novel atau penulis yang sama, lagu yang sama, jenis kendaraan yang sama, game online yang sama, hingga isu dan pandangan politik yang sama. Iya, kan?

Kemudian, orang-orang yang memiliki kesamaan ini, bergabung dalam kelompok-kelompok kecil dan membentuk komunitas atau organisasi. Menyusun struktur pengurus, jadual pertemuan, hingga program kegiatan yang bisa dilakukan bersama.

Sehingga, pada awalnya, khusus untuk anggota. Perlahan memiliki misi menularkan dan menyebarkan kesamaan selera itu, kepada orang lain. Mungkin anggota keluarga, teman semasa sekolah atau teman kerja.

Illustrated by rubymontalvo.com
Illustrated by rubymontalvo.com

Selera Boleh Sama, tapi Jangan Maksa!

Seperti gelindingan bola salju, yang semakin lama semakin besar. Begitu juga dampak dari perkembangan selera. Awalnya dari rasa suka karena selera yang sama, seiring perjalanan waktu, tanpa disadari malah berubah menjadi tuntutan berupa hak dan kewajiban.

Akhirnya, kesamaan selera tersebut, perlahan mulai menjadi beban dan terkadang berbentuk paksaan. Kok bisa?

Aku punya teman yang hobinya memancing ikan. Saban hari sabtu, berangkat sejak sudah zuhur, ke kolam bekas penambangan pasir. Selain mudah dijangkau, kolam alami itu juga gratis. Terkadang hingga tengah malam bahkan hari minggu pagi baru pulang.

Pernah sekali aku ikut menemani. Ternyata banyak! Ada belasan orang yang memancing. Karena acapkali bersua di tempat yang sama, mulailah teori interaksi sosial berlaku. Lingkaran pertemanan menjadi semakin erat. Tak sengaja mulai berbentuk komunitas.

Awalnya, temanku mencari umpan sendiri. Sekarang tinggal pesan, dan hanya membawa joran pancing ke lokasi. Sebelumnya, memiliki satu alat pancing, akhirnya punya tiga jenis joran dengan ukuran berbeda.

Aku baru tahu. Ternyata, beberapa bulan belakangan. Temanku itu, malah sudah mulai touring memancing. Tak lagi di kolam bekas penambangan pasir, tapi mulai melebarkan sayap area pemancingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun