Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Hidup Dijadikan Toko Serba Larangan?

21 Desember 2019   13:43 Diperbarui: 22 Desember 2019   16:54 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrated by pixabay.com

illustrated by pixabay.com
illustrated by pixabay.com

Terkadang, Banyak Larangan Itu Menyebalkan!

Semakin banyak larangan, kita seolah-olah masuk ke dalam satu Toko Serba Larangan. Kemana pun berbelok bertemu larangan. Hingga ranah penjelajahan untuk mengeksplorasi diri, semakin menyempit. Atau kita malah seperti dimasukkan ke dalam satu taman labirin, dan dibiarkan tersesat di dalamnya. 

Biasanya, kalau sudah seperti itu, yang terjadi adalah hadirnya perlawanan untuk "mengakali" aneka larangan tersebut. Kenapa bisa begitu?

Bisa jadi, ada kesuntukan atau kebosanan dengan aneka larangan karena bersumber dari luar diri. Padahal, bisa jadi kita memiliki kemampuan melarang diri sendiri. Apatah itu untuk kebaikan diri sendiri atau orang lain.

Toh, banyak hal yang tak melulu berkenaan dengan larangan, tah? Entahlah, kalau melahirkan larangan itu adalah suatu prestasi dan kebahagiaan!

Tapi, jangankan larangan. Terkadang, tanpa disadari, kebahagiaan kita pun menjadi hal yang menyebalkan bagi orang lain! Contohnya?

Coba lihat, Jika ada acara pesta pernikahan di pinggir jalan raya. Bagi pemilik hajatan adalah hari bahagia. Namun, bagi pengguna jalan raya, itu menyebalkan! Karena mesti menemui alur macet atau harus mencari jalan alternatif! Hiks

Curup.21.12.2019

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun