Terkadang, Banyak Larangan Itu Menyebalkan!
Semakin banyak larangan, kita seolah-olah masuk ke dalam satu Toko Serba Larangan. Kemana pun berbelok bertemu larangan. Hingga ranah penjelajahan untuk mengeksplorasi diri, semakin menyempit. Atau kita malah seperti dimasukkan ke dalam satu taman labirin, dan dibiarkan tersesat di dalamnya.Â
Biasanya, kalau sudah seperti itu, yang terjadi adalah hadirnya perlawanan untuk "mengakali" aneka larangan tersebut. Kenapa bisa begitu?
Bisa jadi, ada kesuntukan atau kebosanan dengan aneka larangan karena bersumber dari luar diri. Padahal, bisa jadi kita memiliki kemampuan melarang diri sendiri. Apatah itu untuk kebaikan diri sendiri atau orang lain.
Toh, banyak hal yang tak melulu berkenaan dengan larangan, tah? Entahlah, kalau melahirkan larangan itu adalah suatu prestasi dan kebahagiaan!
Tapi, jangankan larangan. Terkadang, tanpa disadari, kebahagiaan kita pun menjadi hal yang menyebalkan bagi orang lain! Contohnya?
Coba lihat, Jika ada acara pesta pernikahan di pinggir jalan raya. Bagi pemilik hajatan adalah hari bahagia. Namun, bagi pengguna jalan raya, itu menyebalkan! Karena mesti menemui alur macet atau harus mencari jalan alternatif! Hiks
Curup.21.12.2019
[ditulis untuk Kompasiana]