Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ragil dan WC Umum

18 Desember 2019   14:45 Diperbarui: 18 Desember 2019   14:52 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

"Sebentar! Menurutku, usulan Mas Ragil menarik!"

Suasana seketika senyap. Orang-orang yang hadir mengalihkan perhatian pada Kades dan Ragil. Bergantian. Tak lagi bersuara. Dan tak perlu menunggu lama.

"Maaf untuk semua. Merapikan Musholla biar swadaya saja, apalagi tahun lalu sudah. Gapura, bukan hal yang yang paling dibutuhkan saat ini. Tentang koperasi, kita sudah kerjasama dengan dinas,kan?"

Semua mata tertuju kepada sosok yang berbicara tenang. Kades Amin hanya lulusan SMA. Namun telah Sembilan tahun menjadi dipilih masyarakat menjadi Kades. Tanpa ada yang mau menggantikan. Kepercayaan penuh diraih Kades Amin, berkat cara memimpin yang mendahulukan kepentingan masyarakat. Kali ini, adalah tahun terakhir. Dan tak lagi bersedia dipilih.

"Kita dengarkan dulu, penjelasan Mas Ragil!"

Tak butuh waktu lama! Usai mendengar penjelasan Ragil, semua yang hadir sepakat dengan usulan itu. Tujuan mulianya adalah, agar anggota masyarakat yang berusia tua, tak lagi perlu ke sungai sekedar buang hajat. Apalagi kondisi jalan setapak yang kerap kali licin di musim hujan.

"Lokasinya di dekat musholla saja!"

"Sepakat! Sekaligus jadi tempat wudhu!"

"Iya. Biar jemaah jadi ramai!"

Pembicaraan malam itu, berpindah pada menyusun secara bersama anggaran dana sesuai dengan rancangan WC umum yang akan dibangun, serta anggaran yang tersedia. Ternyata Biaya tak mencukupi. Kembali terjadi perdebatan hingga berujung hadirnya usulan pembatalan rencana.

"Alokasi untuk batu dan pasir dicoret! Jadi, dananya dialihkan untuk membeli semen dan besi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun