"Nik tak dianggap ada!"
Kuacak kepalamu. Sambil tertawa, kau pasang muka kusut. Tak bertahan lama. Tanpa aba-aba. Jarimu beraksi, merambat sadis di lenganku.
"Kenapa cubit?"
"Biar!"
"Alasannya?"
"Gak ada!"
"Besok-besok, kalau mau cubit. Pakai alasan! Biar Mas ikhlas!"
"Haha..."
Kuteruskan membaca buku paket. Bersisa satu naskah soal. Duapuluh butir pilihan ganda, dan lima soal essay. Kau rebut pena dari tanganku. Aku terkejut.
"Eh?"
"Biar Nunik yang nulis! Mas bacakan aja soalnya!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!