Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Cemas Menghadapi Ketidakpastian dalam Hidup? Yuk, Simak 8 Penjelasan Paulo Coelho

22 September 2019   11:25 Diperbarui: 23 September 2019   09:57 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketidakpastian memang mengganggu. Tapi tak ada jawaban tunggal terhadap kehidupan yang gamang ini" Voltaire-Filsuf Prancis

Kukira tak ada yang suka dan betah hidup dalam ketidakpastian, ya?. Dan, sangat mengganggu apabila keputusan-keputusan yang mesti diambil, bukan kita yang pegang kendali, tah? Kali ini, kucoba tulis sketsa ketidakpastian yang kudu dialami setiap orang, ya?  

Kapan wisuda? Aih, dua kata dalam kalimat tanya itu, adalah peluru nyasar yang tepat sasaran jika ditanyakan pada mahasiswa semester akhir. Kan? Kan? Haha...

Maka, terbayanglah tumpukan buku referensi penuh debu yang berserakan di kamar. Wajah-wajah beku dan kaku dari dosen pembimbing. Apatah lagi jika orangtua bercerita tentang anak temannya yang baru saja wisuda. Kukira ceritanya tak mengganggu, tapi nada suara, wajah dan tatapan mata orangtua saat bercerita bakal menjadi tekanan juga jadi kepikiran, kan?

Belum lagi menghadapi wajah kekasih, dengan hubungan yang telah dijalin dalam hitungan tahun. Terkadang, tak sengaja ikut terselip wajah calon mertua setiap kali bertamu di malam minggu,ketika senyuman pun diterjemahkan dengan kalimat, "mau pacaran sampai tua?" Hiks...

Kerja di mana? Nah! Ini lontaran berikutnya yang membuat gamang. Menjadi mirip-mirip bom atom atau mortir bisa juga bak serangan dari senjata AK 47, jika yang ditanya orang yang udah lama selesai kuliah tapi belum dapat pekerjaan tetap.

Kapan menikah? Pertanyaan ini akan dirasakan seperti racikan senjata biologi atau tertembak peluru dari sniper tanpa bayangan. Perlahan membunuh nyali para jomlo yang baru mendapatkan pekerjaan atau setiap pasangan yang belum memiliki kepastian ke pelaminan. Ahaaay...

Tak berhenti di situ! Sesudah menikah, telah antri deretan pertanyaan berikutnya. Kok belum hamil? Eh, sudah punya anak, ya? Kenapa baru satu? Wah, dua anakmu laki-laki-laki. Tambah lagi, siapa tahu yang ketiga perempuan? Anakmu sekolah atau kuliah? Anakmu yang kemarin wisuda, kerja dimana? Cucumu berapa? Dan, pertanyaan itu terus melingkar dan berputar, ya? Hiks lagi...

Begitulah! Kita terus saja tanpa sadar menjadi penjaga mesin waktu. Hanya pindah posisi saja. Jika dulu mencari jawaban untuk pertahanan diri, berikutnya memberikan penjelasan untuk mempertahankan kenyamanan bagi anak-anak kita sendiri. 

Terlambat menyadari, ternyata dulu pun orangtua kita mengalami hal yang sama. Hadeeeeh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun