"Amiin, tah? Bukan sudah atau iya!"
"Tapi..."
"Anggap aja do'a!"
"Iiih..."
Pagi itu, lengan dan bahuku panen raya cubitanmu. Aku tertawa. Tak lagi bicara. Kau raih dua gelas kosong. Tuangkan air, kau ajukan satu padaku. Langsung kureguk. Bersisa setengah. Kau tertawa. Tuangkan lagi sepenuh gelas.
"Mas ngopi lagi?"
"Gak!"
"Tapi, tadi kopinya..."
"Mas mau buatan Nunik!"
One datang. Tersenyum memandangmu. Sajikan dua piring berisi lontong. Dan segera pergi. Tanpa aba-aba, dan tak sempat kucegah. Gerakmu cepat. Nyaris separuh isi piring di hadapmu, sudah berpindah ke piringku. Aku menatapmu. Kau tertawa.
"Mas, gak makan di jalan, kan?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!