"Hallo?"
"Iya, Mas."
"Nik, nangis lagi?"
"Mas bisa datang, kan?"
Akhirnya, kalimat tanya itu pun kau lontarkan. Benakku berputar. Mengeja kata jawabku. Hening hadir, di bilik kecil itu. Kulempar mata keluar pintu kaca. Beberapa orang memperhatikanku. Dengan wajah bermacam makna. Raut antrian sudah lama menunggu.
"Mas?"
"Dengarkan! Tapi jangan tunggu, ya? Jika tak dating, malam jum'at Mas telpon!"
"Kalau..."
"Mas gak mau janji!"
"Iya, Nik tahu!"
"Udah, ya? Gak enak! Banyak yang antri!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!