"Biar!"
"Tadi rapat bulanan! Jadual Mas siang. Jadi gak ngajar!"
"Oh!"
"Tapi Mas gajian! Makanya bisa nelpon!"
"Jadi. Kemarin gak..."
"Iya. Duitnya habis!"
"Nik nunggu! Mas nelpon lagi! Tapi..."
"Maaf, ya?"
"Nik juga! Mas nelpon. Nunik gak ada!"
Tak berubah. Di surat. Di telpon. Atau bicara langsung. Kau dan aku akan rebutan di posisi bersalah dan meminta maaf. Aku lupa, sejak kapan itu bermula. Tapi itu terpola. Tanpa rekayasa.
"Wisudanya hari sabtu, kan?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!