Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ketika Ayah Tak Lagi Boleh Memelukmu Saat Ultah!

3 September 2019   20:39 Diperbarui: 3 September 2019   22:56 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah secepat itu? Padahal baru menginjak usia 11 tahun? Aku mulai merasa ada sedikit ganjalan, atau mungkin cemburu? Gadisku antusias bercerita, menerima dan membuka kado dari teman sekelasnya. Tapi menolak semua tawaranku.

"Ayah minum teh atau kopi?"
"Teh aja, Nak!"

Aih, aku tersenyum. Gadis kecil itu, ternyata masih milikku. Aku menyakinkan diri. Bahwa yang kualami hanya perasaan seorang ayah yang egois. Terlalu banyak prasangka. Hingga Uni Tya mengajukan segelas teh hangat di hadapku.

"Minum, Yah?"
"Makasih, Cantik!"

Aku lagi membaca beberapa postingan Kompasianer. Termasuk berita perginya Kompasianer senior Pak Thamrin Sonata. Hingga tak lagi melihat gadisku beranjak dari hadapku.

Tak lama, saat ingin menjangkau gelas. Mataku terhenti pada gulungan kertas buku tulis di samping gelas berisi teh hangat. Bersampul kertas buku tulis yang dilipat seperti amplop. Diberi lakban kertas dengan tulisan gadisku.

Foto : Dokpri
Foto : Dokpri
"Sederhana tapi berharga. Uni Tya"

Kukira, semua akan tahu perasaanku. Perlahan kubuka amplop darurat itu. Di dalamnya, ada gulungan kertas yang diberi pita. Itu adalah sepucuk surat untukku.

Ditulis seperti larik-larik puisi. Sejak kelas 3 SD, gadisku sudah mulai menulis diary termasuk puisi.  Aih, aku tak bisa menuliskan disini isinya. Namun, hari ini aku ingin membenarkan ucapan orang-orang.

"Cinta pertama perempuan itu, untuk Ayahnya."

Dan, kalimat itu ada di dalam lirik tulisan gadisku. Tak usah tanya, apa yang kulakukan selesai membaca surat itu. Aku tak mungkin memaksa diri untuk memeluk gadis kecilku. Aku tak mau mendapat penolakan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun