"Tapi..."
"Biar turun di gang! Amak sudah tahu!"
"Iya!"
"Sekalian pamitkan Nunik untuk ke kampung!"
Kuanggukkan kepala. Bis bergerak lagi. Lewati Simpang Anduring. Tak perlu isyarat, bis sudah berhenti. Persis di depan gang masjid. Kau berdiri salami Amak dan Abak. Sambil ucapkan terima kasih pada sopir, Amak dan Abak segera turun.
Satu klakson bernada pelan berbunyi. Tanda bis berlalu. Sayup hadir suara musik kemudian berubah keras. Housemusic kembali penuhi seisi bis. Dari kaca spion, sopir menatapku tertawa. Aku gelengkan kepala.
Sejak dari kampus. Kau hanya diam. Sore itu cerah. Sinar mentari menembus kaca jendela. menyentuh wajahmu. Tak kau palingkan dari jendela. Kuacak kepalamu. Pelan, kau berbalik. Menatapku.
"Makasih, ya?"
Tak ada jawaban. Kau bersandar di jendela. Tubuhmu menghadapku. Wajahmu kau tundukkan. Dua tanganmu, memainkan ujung jilbabmu. Aku sangat tahu tanda itu. Kuusap kepalamu.
"Jangan disini! Tunda sampai di rumah, ya?"