"Oh! Pantas..."
Aku menatapmu. Kau terkejut. Aku tersenyum. Kau segera berdiri, berjalan ke belakang. Tapi segera balik lagi. Dengan wajah memerah, kau menatap Abak.
"Abak minum kopi juga?"
Akhirnya, kecuali Amak. Ruang tamu pecah. Semua tertawa. Dan tersadar, kemana arah pertanyaanku tadi. Wajahmu tertunduk menunggu jawaban Abak. Amak berdiri, menarik tanganmu. Segera lenyap ke belakang. Abak tertawa sampai terbatuk. Gelengkan kepala.
"Nunik sudah jadi orang Minang, ya?"
Aku dan Pipinx tertawa mendengar kalimat Abak. Tak lama. Kau kembali hadir di ruang tamu. Membawa tiga gelas kopi. Amak kembali duduk. Semua mata memperhatikan gerikmu, hidangkan gelas berkopi. Ke hadapan Abak, Pipinx. Terakhir giliranku. Kau menatapku, menahan tawa. Sambil berbisik pelan.
"Nik lupa!"
"Atau gugup?"
"Keduanya!"
"Kenapa gak langsung ditawari?"
"Iiih! Mamaaas..."