"Rumah Nunik, jauh?"
"Dua kali angkot, Mak!"
Amak anggukkan kepala. Aku tahu. Itu bukan pertanyaan. Belum ada waktu, jelaskan tak hadirmu pagi itu. Tak lama, ibu kost dan uni warung pamit. Aku dan Pipinx pindah duduk ke kursi. Di sisi kiri dan kanan Amak. Tangan Amak memegang lenganku.
"Kenapa Nunik..."
"Pagi ini. Ada janji sama dosen."
"Ada masalah?"
"Urusan skripsi!"
"Oh! Bakal datang, kan?"
Mata Amak! Pagi itu. Sorot mata itu. Sosok perempuan tangguh bagiku. Tak pernah berniat kusakiti. Menatap dan menuntut jawaban. Aku tak menjawab. Wajah Amak beralih ke Pipinx. Sepertiku. Juga lebih memilih diam dan tersenyum.
Amak bangkit dari duduk. Ketika namaku di panggil ibu kost sambil menyebut namamu. Amak kembali duduk. Pipinx tertawa. Aku garuk kepala. Panggilan ibu kost terdengar lagi. Lebih keras. Amak menatapku
"Dipanggil kan?"
"Iya! Itu telpon dari Nunik!"