"Siapa yang ingin naik pesawat gratis? Kakak dulu saat Jamnas 1986, naik pesawat Hercules!"
Itu, kalimat seniorku yang menjadi pembakar semangat untuk aktif di kegiatan pramuka. Sebagai bocah kampung dari kaki Bukit Barisan di pedalaman pulau Sumatera. Mendengar dan membayangkan naik pesawat terbang adalah sesuatu yang luar biasa. Dan pasti orang yang memiliki kemampuan luarbiasa bisa begitu!
Apatah lagi, ada motivasi dari pembinaku yang menyatakan, jika kelas 3 nanti (Tahun 1991), akan dilaksanakan Jambore Nasional di Cibubur Jakarta. Siapa yang aktif dan tekun serta memenuhi persyaratan. Akan  diajukan untuk ikut seleksi peserta jambore tersebut di tingkat kabupaten.
3 tahun ditempa dengan aneka latihan, teknik Pramuka (tekpram) semisal tali-temali, aneka sandi, pionering, aneka peta dengan atau tanpa menggunakan kompas. Serta ikut serta aneka perlombaan di tingkat kabupaten dan propinsi.
Saat duduk di kelas 3 MTs, akhirnya aku ikut seleksi Jamnas 1991 dan dinyatakan lulus. Bahagia? Pasti! Namun dengan berbagai kendala, Pemkab Rejang Lebong hanya mampu membiayai keberangkatan via darat menggunakan Bus dari Curup-Bengkulu hingga sampai ke Cibubur. Perlahan, mimpi naik pesawat terkubur. Sedih, ya?
Ada ujaran, usaha tak pernah mengkhianati hasil! Dan, aku percaya itu. Awal juni 1991, aku dipanggil untuk seleksi di ibukota propinsi. Ternyata, bulan agustus tahun itu, akan dilaksanakan Jambore Dunia 1991 di Kang Woon Doo Korea Selatan. Dan, gubernur saat itu hanya memfasilitasi untuk 1 orang peserta mewakili Bengkulu. Dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi.
Di tengah persiapan ujian akhir kelas 3 MTs, sambil menjaga mimpi naik pesawat gratis. Kuikut seleksi itu selama 4 hari di Kota Bengkulu. Tanpa pendamping dan berjarak 85 KM dari kampungku. Materi tes, tak hanya aneka keterampilan pramuka, tapi juga fisik dan mental.
Aih, akhirnya. Bocah kampung pun bisa naik pesawat gratis! Bukan pesawat Hercules, tapi pesawat Garuda! Ahaaay...
Sesudah beranjak tua, aku jadi mengerti. Kenapa dulu, saat mengikuti setiap latihan yang rutin dilakukan setiap minggu. Diajar dan dihajar, dididik dan dihardik oleh para senior dan pembina. Agar, bisa menjadi pribadi yang sejalan dengan Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Semampu dan semampusnya.