"Tadinya, Teteh! Tapi gak jadi."
"Haha..."
"Gegara di sini pangkas rambut. Bukan pangkas jilbab!"
"Haha..."
Aku segera duduk bersiap. Dari kaca besar, kulihat kau tertawa. Rayakan kemenangan.
"Potong pendek, Bang?"
"Cepak! Biar..."
"Jangan! Rapikan aja!"
Suaramu hentikan kalimatku. Aku tertawa, ingat saat ikuti Ospek. Tampil cepak nyaris botak. Jengkelmu bertahan lama. Tapi tak berdaya. Aku jadi tahu. Kau tak suka, jika potongan rambutku begitu.
Hampir maghrib. Rambutku selesai dipotong. Kuhentikan angkot. Kau dan aku segera naik. Angkot bergerak pelan. Kau duduk di sisiku.
"Makanya, Mas gak mau potong rambut disitu?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!