Angin sore sabtu itu sejuk. Tak ada tanda akan hujan. Kau dan aku berjalan bersisian. Sejak dari pintu rumah. Hingga jelang ujung jalan besar. Sepanjang jalan tak bicara.
Sambil tertawa, kau mendahuluiku. Berbelok ke kanan. Berhenti di depan pangkas rambut serasi. Aku berdiri di sebelahmu.
"Kosong, Mas!"
"Sekarang?"
"Iya! Nik mau lihat!"
"Jangan disini..."
"Nanti malah gak jadi!"
Tanpa basa basi. Kau sudah duduk di kursi tunggu. Menahan tawa, melihat reaksiku. Pemilik pangkas rambut menyapa. Aku biasa dipanggil Abang. Dan kau di panggil Teteh.
"Mau potong rambut, Bang?"
"Terpaksa!"
"Hah?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!