Jarang kutemui. Topik pembicaraan tentang keluargamu. Apatah lagi figur ayahmu. Aku jadi tahu. Malam itu, fikiranmu masih tentang kau, aku dan keluargamu.
Kubuka telapak tangan kiriku. Kau terkejut. Akhirnya mengerti. Kau letakkan tangan kananmu di telapak tanganku. Kugenggam erat tanganmu. Tak ada reaksimu.
"Maafkan! Mas gak mau janji!"
"Nik mengerti."
"Bereskan satu-satu dulu, mau?"
"Iya!"
"Takkan cukup hidup bermodal cinta!"
"Tapi..."
"Mas dan Nunik sudah punya itu!"
Suaraku pelan dan jelas. Kutatap manik matamu. Kau diam. Sekilas membalas tatapanku. Kemudian menunduk.
"Nik jaga itu!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!