"Iya! Tapi..."
"Nik percaya?"
"Gak tahu!"
"Lah? Terus, kenapa menangis?"
"Pengen aja!"
"Hah?"
"Karena Mas pergi tinggalkan Nunik!"
Aku tertawa. Kuacak kepalamu. Kau menahan tawa. Kukira kau memikirkanku. Hingga terbawa dalam mimpimu. Kurasa wajar, jika aku di posisimu.
"Mas masih ingat cerita teman Nunik, kan?"
Aku ingat, cerita teman sekamarmu dulu. Kau trauma. Temanmu pernah alami kisah pahit. Jalani kisah bersama sejak semester dua. Dan, ditinggal usai wisuda. Karena ditentang keluarga.
"Terus?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!