"Lupa! Duduklah!"
"Makasih, Bu!"
"Ibu panggilkan Nunik!"
Aku segera duduk. Sudah lima tahun. Kecuali warna, meja dan kursi kayu tak berganti. Tapi gerimis berganti butir hujan bulan september. Kau keluar dari pintu. Sambil tersenyum.
Segelas kopi di tanganmu kananmu. Tangan kirimu membawa piring kecil. Aku tertawa melihat isinya. Beberapa potongan agar-agar kesukaanku. .
Kau letakkan kopi dan piring kecil berisi agar di meja. Kau ajukan tanganmu. Ajak bertukar salam. Kuusap kepalamu, dengan tangan kiriku. Kau duduk di sisiku.
"Mas dari rumah?"
"Iya!"
"Baju Mas gak basah, kan?"
Spontan, kau ulur tanganmu. memegang bajuku. Kemudian tersenyum lega. Kau ambil piring, ajukan padaku. Aku mengerti. Kuambil sepotong agar-agar, kuarahkan padamu. Kau gelengkan kepala. Sudah tiga potongan agar-agar berpindah tempat. Kau masih ajukan piring di tanganmu. Aku tertawa. Angkat dua tanganku. Kau pun tertawa.
"Kapan Nik buat?"