"Lupa?"
"Iya!"
"Mau pukul lagi?"
"Gak!"
"Malu?"
"Iya!"
Aku berdiri. Kau terkejut. Aku berbalik badan. Menghadap ke pengunjung kantin. Kupasang wajah serius. Beberapa mata ingin tahu, menatapku.
"Perhatian! Teman-teman, mohon maaf. Jangan lihat lagi sudut biru. Nunikku sedang malu. Jadi..."
"Mas!"
Kau tarik tanganku. Kau ajak duduk. Aku tertawa. Seisi kantin tertawa. Beberapa orang memukul gelas dengan sendok. Aku menatapmu.
"Bilangnya malu?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!