"Kepala Mas panas!"
Kucoba tersenyum. Kembali kuusap kepalamu. Sekilas kurengkuh bahumu. Kuajak ke ruang sidang. Sudah kosong. Bersisa Pipinx, Ajo dan dua teman satu angkatan.Â
Semua sibuk menyusun buku referensi ke dalam tas. Pipinx dan Ajo. Berhenti sesaat. Menatap wajahku. Sekilas tersenyum, kembali menyusun buku. Seakan tahu. Aku tak minat bicara.
Aku duduk di kursi sidang. Kau berdiri di sisiku. Semua buku sudah di dalam tas. Langsung dibawa ke kantin oleh dua teman satu angkatanku. Tinggal empat orang di ruang sidang. Pipinx dan Ajo, duduk di meja hijau. Pipinx menatapku.
"Lulus,kan?"
"Hamdallah."
"Tahu nilai skripsi Mpuanx?"
"Belum!"
"Haha..."
"Dasar! Memang makhluk aneh!"
Kau dan Pipinx tersenyum, mendengar komentar Ajo. Aku tak peduli nilai. Hanya kuingat kalimat ketua tim. Jika aku tak lagi layak di Fakultas Hukum. Itu cukup. Aku berdiri, membuka jas. Kusandang di bahu.