Pukul sembilan lewat. Kau dan aku, sejak tadi selesai sarapan. Kunikmati rokokku. Kau ajukan skripsi padaku.
"Mau dibaca lagi?"
"Tolong masukkan ke dalam tas, ya?"
Tak lagi bicara. Kau ikuti ucapanku. Kemudian tersenyum, memandangku. Aku diam. Menatap wajahmu. Aku tahu. Hanya satu dari beberapa titik yang harus kulalui. Agar bisa berwujud garis. Selintas, lalulalang ingatanku tentang liku alurku. Hingga sampai ke titik hari itu.
Tetiba, suasana kantin terasa aneh. Sedikit hening. Terdengar suara berbisik. Naluriku tersentak. Bunyi tapak sepatu mendekat. Semakin keras, dan berhenti di belakangku. Bahuku disentuh pelan. Aku terkejut. Menoleh ke belakang. Pak Il! Pembimbing skripsiku, aku segera berdiri. Kau ikuti.
Pak Il tersenyum, menerima jabat tanganmu. Tidak padaku. Tidak juga teman seangkatan yang berkerumun. Melingkar di sudut biru. Pak Il menatapku.
"Sudah siap?"
"Insyaallah."
"Siap atau tidak?"
"Sudah!"
"Malam tadi dibaca?"